Band indie-rock asal Jakarta Reality Club yang digawangi oleh Era Patigo (drum), Iqbal Anggakusumah (gitar), Faiz Novascotia Saripudin (vokal dan gitar), Fathia Izzati (vokal dan keyboard), dan Nugi Wicaksono (bass), terbentuk sejak akhir tahun 2016 lalu. Sederet pencapaian yang terbilang cemerlang Reality Club adalah sebagai peraih nominasi AMI (Anugerah Musik Indonesia) untuk kategori Best Newcomer di tahun 2018, dan Alternative Track Of The Year di tahun 2018 dan 2020. Beberpa festival besar juga sudah mereka jajal sejak perilisan single pertama. Reality Club mulai memperluas jangkauan pendengar mereka sejak tanhun 2019 melalui showcase di berbagai negara seperti Tokyo Jepang, Malaysia, Singapura, dan Jeddah. Reality Club juga merupakan salah satu dari dua band perwakilan Indonesia yang terpilih dan dijadwalkan untuk tampil di South By Southwest (SXSW) di Austin, Texas, Amerika Serikat. Semenjak pandemi, Reality Club juga menggelar Online World Tour, bermain di festival-festival online mancanegara seperti Jerman, Inggris, Singapura, dan Amerika Serikat.
Setalah lebih dari satu tahun sejak album kedua Reality Club rilis, Reality Club kembali dengan merilis single ‘I Wish I Was Your Joke’. Seperti yang saya tulis diatas sejak pertengahan bulan Marert lalu, untuk single ‘I Wish I Was Your Joke’ Reality Club menghadirkan tema yang lebih sinematik di perilisan ini, dengan merilis poster, teaser, dan trailer dari video klip selayaknya film pada umumnya. Ini juga menandakan era baru dari Reality Club dalam bermusik setelah sukses dengan album keduanya pada tahun 2019 lalu. Kembali dengan nuansa rock yang dibalut dengan aransemen strings quartet,Reality Club menunjukkan eksplorasi dan peningkatan yang cukup serius baik dalam warna maupun kualitas bermusik di tahun keempat karirnya. Selain itu, di single ‘I Wish I Was Your Joke’ juga menampilkan Bilal Indrajaya.
Single ‘I Wish I Was Your Joke’ yang juga menandakan era baru Reality Club, ‘I Wish I Was Your Joke’ bercerita tentang fenomena percintaan. Seseorang yang rela menjadi budak cinta, diaman dia rela tidak diakui atau diperlakukan seperti pacar, pasangan atau ‘opsi pertama’ oleh orang yang dia sukai selama dia bisa terus bersama dengan orang yang dia sukai tersebut. Jika diumpamakan,sama seperti‘go-to joke’atau bahan lawakan andalan yang selalu kita siapkan saat sedang bercengkramadengan teman-teman ketika kita sudah kehabisan topik-ia rela menjadi orang terakhir jikaorang yang ia sukai sudah kehabisan opsi untuk menghabiskan waktu dengan orang lain. Lagu ini berisikan lirik bermakna ganda yang dicampur dengan sentuhan berkelas dari strings quartet oleh Chicha Adzharidan fitur menawan dari Bilal Indrajaya untuk menciptakan perpaduan yang menarik antara genit dan berkelas.
sumber : https://bit.ly/34lo5ZD