Sinden Jawa, String Quartet Berkolaborasi di Carnegie Hall, New York

Made Yoni

Pesinden sekaligus pakar seni Jawa, Peni Candra Rini, Jumat lalu (27/1) tampil di gedung musik bergengsi Carnegie Hall di kota New York. Berkolaborasi dengan Kronos Quartet, kelompok string quartet AS yang telah mendapat penghargaan Grammy dan juga Academy Award. 

Peni Candra Rini, pesinden, komposer musik Jawa dan seorang doktor di ISI Surakarta, dibesarkan dalam keluarga seni. Ayahnya adalah seorang dalang. Selama bertahun-tahun ia telah bekerja sama dengan musisi dan kalangan akademisi musik di berbagai negara, serta meraih banyak perhargaan musik, termasuk yang terbaru anugrah Aga Khan Music Awards pada tahun 2022.

Mengawali tahun 2023, menyusul kerja sama selama beberapa tahun dengan Kronos Quartet (kelompok string quartet yang terdiri dari tiga pemain biola dan satu cello) asal San Fransisco, AS, Peni dan Kronos menampilkan komposisi ciptaan Peni berjudul “Maduswara” di gedung musik yang menjadi idaman banyak musisi dan penyanyi dunia, Carnegie Hall.

“Waduh tidak bisa dibayangkan ini indah banget, perasaan saya berbunga-bunga, berbahagia bersyukur sekali bisa mewujudkan mimpi dari orang tua saya, mimpi dari guru-guru saya yang telah pergi meneruskan perjuangan beliau yang dulu menceritakan tentang Kronos Quartet dan cerita tentang Carnegie Hall itu seperti dalam angan-angan saja, tapi sekarang akan terwujud,” komentarnya.

Maduswara adalah tembang dan komposisi Peni yang mengisahkan pesan moral dari seorang pesinden kepada para pesinden lain dan masyarakat umum mengenai perilaku dan falsafah dalam kehidupan dan budaya Jawa.

Budaya dan suara Peni dalam “Maduswara” telah memikat Kronos Quartet untuk mewujudkan komposisi itu dalam versi string quartet.

David Harrington pendiri dan anggota Kronos Quartet mengatakan, “Yang kami (Kronos) lakukan adalah penerjemahan tapi penerjemahan yang telah memberi kami alat baru sebagai musisi dan manusia, untuk menjadi lebih baik pada apa yang dilakukan. Jika bermain musik lagi, apa lagi yang lebih diharapkan dari hal itu dalam musik, untuk meningkatkan standar, pengetahuan kita akan lebih lengkap, meskipun kita tidak akan pernah mencapai kesempurnaan.”

“Berusaha mempelajari hal baru merupakan hal yang didambakan musisi di seluruh dunia. Musik merayakan banyak hal dalam kehidupan saya kira “Maduswara” memberi Kronos rasa yang ingin kami bagikan,” imbuhnya.

Rachel Cooper, Director of Global Cultural Diplomacy Asia Society yang sempat menyaksikan gladi bersih pementasan Peni dan Kronos sehari sebelum pertunjukan di Carnegie Hall mengatakan, “Kalau saya mendengar musiknya mba Peni sangat universal, karena itu tentang menjiwai kebudayaan secara mendalam, baik di AS maupun di Jawa. Namun karena ini budaya Jawa yang dibawa dan ditranformasi ke panggung Amerika dan oleh Kronos itu sesuatu yang luar biasa bagi saya dan saya sangat terharu.”

Kolaborasi memang selalu menjadi terobosan yang bisa melahirkan hal-hal menarik, lintas budaya, lintas genre dan tentu diharapkan akan mengilhami musisi dan penyanyi tradisional agar tetap mempertahankan jati diri serta tradisinya.

Peni Candra Rini saat ini sedang melakukan studi dengan beasiswa Fullbright dan mengajar di dua universitas AS, Richmond University dan Virginia Comonwealth University di Richmond, ibu kota negara bagian Virginia. [my/em]