Bulan Puasa sudah lama menjadi momentum bagi media untuk meraup iklan sebanyak-banyaknya dengan menawarkan tayangan di jam sahur dan berbuka. Televisi sebagai media konvensional, cukup lama menjadi pusat perputaran kue iklan dan juga insan kreatifnya. Namun beberapa tahun terakhir, dominasi televisi sudah terusik oleh media baru dari kanal digital. Jaka dan Panji membahas pola konsumsi konten di bulan Puasa dari tahun ke tahun yang semakin banyak bergeser ke digital. Serta rating yang tak lagi menjadi variabel tunggal dengan kini tersedia data analytics yang lebih akurat.
Minggu ini, Panji merekomendasikan dua tayangan untuk Bujang Dare.
Wallace and Gromit: Vengeance Most Fowl.
Iterasi terbaru dari seri Wallace and Gromit yang sudah berjalan sejak era 90an. Tetap setia dengan ciri khas clay serta stop motion animation, “Vengeance Most Fowl” menawarkan hal yang kurang lebih sama. Plot simpel nan absurd dengan sentuhan khas British Comedy yang akan disenangi penggemar Mr. Bean. Tema yang diangkat relevan dengan kondisi saat ini seperti resesi ekonomi dan juga bahaya tersembunyi dari teknologi akal imitasi. Film yang aman untuk semua usia.
Daredevil: Born Again menjadi bagian dari kampanye “Marvel’s Coming Home”, setelah tayang di Netflix akhirnya untuk season terbaru ini, Daredevil kembali ke Disney Plus. Kekhawatiran banyak penggemar Daredevil akan kehilangan sisi gelapnya dan tema dewasa apabila pindah ke Disney, langsung terbantahkan di 15 menit awal episode pertama “Born Again”. Meminjam bahasa Panji, sinematografi tidak lagi terasa seperti menyaksikan sitkom. Brutal, dialog padat, pendalaman karakter yang menghargai fans lama, dan Frank Castle aka The Punisher bahkan belum muncul. Marvel is back? Terlalu cepat untuk itu, tapi ini adalah awal yang baik.
Simak selengkapnya dalam episode kali ini.
Dari Skenario Ke Stereo, #RuangFilm di Volare Radio.