Roadtrip to Antarctica melambangkan Antarctica sebagai tubuh seseorang yang mempersilahkan orang-orang untuk tenggelam dan tersesat didalamnya. Band ini terpilih menjadi Fokus Artis Minggu Ini Radio Volare setelah menjadi nomor 1 di Volare #1 Sound pada pekan ke-… mereka bertahan.
Tune
Roadtrip to Antarctica memproklamirkan band mereka dengan genre Bedroom Pop yang dibentuk tahun 2018. Band asal Jakarta yang digawangi oleh Adsennapati Satya (vocal & gitar), Dandelion Sultan (gitar), Yuda Frayoga (bass), dan Naval Wiraz (drum) ini sebenarnya tidak ingin terikait dengan satu genre ini, mengingat banyaknya referensi musik yang mereka serap, dari mulai The Beatles, Arctic Monkey, Mac Demarco, hingga Mind Hight Club.
Satu tahun berjalanan dengan musiknya, Roadrip to Antarctica kemudian merilis debut singlenya yang berjudul “Goodbye”. Lagu yang mereka rilis ini nyeritain tentang sebuah perpisahan yang tidak diinginkan. Lagu ini juga ngegambarin sebuah perasaan yang sama antara dua orang saat mereka mau berpisah. Lagu dengan penulisan lirik yang terbilang klise ini kemudian menemukan titik terang kala bergandengan dengan olahan melodi-melodi psychedelic khas Roadtrip to Antarctica yang dapat diterima dan didengarkan dalam kondisi apapun dan dimanapun.
Single kedua Roadtrip to Antarctica yang berjudul “I Don’t Know” yang dirilis di platform musik digital seperti Spotify, iTunes, Deezer dan lain – lain pada Januari 2020. Lagu ini menceritakan tentang suatu hubungan layaknya sebuah pasangan, namun tidak memiliki kejelasan. Lagu ini menggambarkan perasaan seseorang yang sedang bingung akan kejelasan hubungannya. RtA membuat aransemen musik dengan melodi – melodi psychedelic khas mereka yang dapat diterima dan didengarkan dalam kondisi apapun dan dimanapun.
Segala macam output menarik dari referensi yang mereka simak kemudian berbuah manis, serta diaplikasikan dengan ciamik lewat sebuah EP berjudul Lost in Antarctica yang rilis 17 April 2020, setelah sebelumnya mereka merilis dua buah single berjudul “Goodbye” dan “I Don’t Know”.
EP Lost in Antarctica ini menceritakan tahap-tahap perasaan para personil saat menemukan orang pujaan yang ada di hati mereka. Selain itu, dengan menggaris bawahi kata Antartica sebagai judul albumnya, mereka menganalogikan kata tersebut sebagai tubuh seseorang yang mempersilahkan orang-orang untuk tenggelam dan tersesat didalamnya. EP Lost in Antarctica bisa didengarkan disemua pelantar digital seperti Spotify, I-tunes, Deezer dan sebagainya, serta video klip Roadtrip to Antarctica bisa dilihat di kanal pribadi milik mereka.
Band yang secara pemilihan namanya diambil dari sebuah ketidak sengajaan ini mengaku jika analogi ‘Antarctica’ dilatari oleh para personilnya yang harus menempuh perjalanan cukup jauh untuk menuju tempat biasa mereka berkumpul. Sebuah tempat yang mereka anggap sangat dingin hingga mereka anggap sebagai Antarctica.
Secara konsep musik, Roadtrip To Antarctica banyak mengarah ke Bedroom Pop dengan sentuhan British Pop dan British Rock. Digawangi oleh Naval (drum), Senna (vokal), Dande (gitar), dan Yuda (bas), mereka percaya akan mengguncang industri musik dari Indonesia sampai Antarctica.
Roadtrip to Antarctica merilis single “1978” pada tanggal 19 Maret, 2021. Lagu 1978 terinspirasi oleh kisah yang dialami keluarga salah satu anggota Road trip to Antarctica, kisah cinta yang bersemi di dalam diskotik sepatu roda pada tahun 1978. Mengingat banyaknya referensi musik yang mereka serap, dari mulai The Beatles, Arctic Monkey, Mac Demarco, hingga Mind Hight Club, untuk single kali ini memang sedikit berbeda, konsep musik yang dituangkan pada single teranyar ini, single “1978” dibuat dengan mengusung karakter funk disco yang bisa membuat kita berjoget ria mengikuti ketukan drum, kocokan gitar, dan cengkok vokal yang memenuhi nuansa dalam lagu 1978. Lagu ini sudah bisa didengarkan di berbagai Digital Platform (Spotify, Itunes, Deezer etc.) dan Youtube Official Road Trip to Antarctica sejak tanggal 19 Maret 2021.