Beda Gaya Wisuda ala Indonesia dan AS

Karlina Amkas

Mei dan Juni adalah musim wisuda di Amerika. Pada musim ini, kita melihat begitu banyak mahasiswa mengenakan toga dan jubah. Mereka wara-wiri di mana-mana, bahkan dalam angkutan umum. Wisudawan 2022 di Amerika menuturkan pengalaman mereka dan membandingkannya dengan wisuda di Indonesia.

Setelah dua tahun jeda, perayaan kelulusan atau wisuda kembali diadakan secara langsung. Hampir semua perguruan tinggi di Amerika menggelar upacara tersebut. Situasinya, sarat kegembiraan, menurut Kartika Anindya Putri.

“Di sini wisuda tuh lebih ceria. Jadi, lebih ‘horeee.’ It’s like a big celebration together. Kalau wisuda di Indonesia lebih formal ya,” ujarnya.

Ia menuturkan pengalamannya diwisuda di Columbia University, New York, sekaligus membandingkannya dengan wisuda 15 tahun lalu setelah lulus dari Universitas Indonesia. Keseruan wisudawan dalam mengekspresikan kegembiraan sangat tampak.

Kartika Putri saat diwisuda di Columbia University. (Foto: Courtesy)

“Kita boleh dekorasi sedikit gitu kan di topinya, kita bisa pakai tambahan dekorasi-dekorasi di luar toga. Di dalam toga juga bajunya cenderung bebas. Rambutnya juga cenderung casual. Bisa pakai kalung. Pokoknya ekspresi individual terlihat sekali,” kata Kartika.

Dalam upacara wisuda, setiap jurusan diberi hiasan-hiasan, mulai dari balon, banner, dan hiasan lain yang membedakan sehingga identitas masing-masing jurusan tampak jelas bagi 30 ribu orang yang hadir dalam acara tersebut. Hiasan ini, menurut Kartika yang kini menyandang Master of Art, lucu-lucu.

“Jadi, it feels more like a party (Rasanya lebih seperti pesta),” katanya.

Seorang lulusan California State University San Marcos melakukan selebrasi saat mengikuti parade mobil melintasi kampus di San Marcos, California, AS, 15 Mei 2020. (Foto: REUTERS/Mike Blake)

Di Washington, DC, Gadis Rusmiati Syarif mengungkapkan keseruan serupa ketika ia diwisuda dan meraih gelar Master of Tourism Administration dari George Washington University. Dibandingkan ketika diwisuda di Universitas Teknologi Yogya, menurutnya, upacara wisuda di sini tidak ‘ribet’. “Lebih heboh di Indonesia,” cetusnya.

Gadis ketika diwisuda di Indonesia. (Foto: Dok Pribadi)

“Cenderung santai. Pakai sepatu sneaker. Santai aja. Pakai dress biasa untuk summer (musim panas). Mungkin karena kemarin pertama dan di sini sudah kedua juga jadi nggak begitu ini (heboh) tentang seremonialnya,” kata Gadis.

Terselip rasa syukur luar biasa bagi Gadis ketika akhirnya lulus dan diwisuda. Ia perempuan pertama dari Alor yang meraih gelar di jenjang pascasarjana di Amerika. Upacara wisuda dengan latar belakang Gedung Kongres Amerika (Capitol Hill) dan Monumen Nasional, dua ikonik Amerika, menambah kebanggaannya.

Yang juga berbeda, wisuda di Amerika menjadi milik wisudawan sepenuhnya. Pada hari itu, mereka bergembira dan melakukan kegiatan dengan tetap mengenakan toga dan jubah.

Gadis Rusmiati Syarif saat diwisuda dan meraih gelar Master of Tourism Administration dari George Washington University. (Foto: Courtesy)

“Semua orang yang kita kenal maupun tidak, ngucapin selamat. Habis itu, sudah ada yang langsung piknik keluarga. Gelar tikar, makan-makan,” kata Gadis.

Di kota New York, Kartika bersama orang tua berfoto di jalan-jalan dan naik subway. Kemana pun, ia selalu mendapat senyum dan ucapan selamat. Ketika berfoto di salah satu atap gedung ternama, ia melihat banyak sekali orang yang juga mengenakan toga dan jubah. Semua ceria dan gembira, termasuk Empire State Building. Malam itu, salah satu gedung pencakar langit ikonik kota New York memancarkan warna biru, memberi selamat kepada wisudawan Columbia University. [ka/uh]